INSINYUR INDONESIA DIHARAPKAN TETAP BEKERJA SESUAI BIDANG

NEWS UPDATE

INSINYUR INDONESIA DIHARAPKAN TETAP BEKERJA SESUAI BIDANG

INSINYUR INDONESIA DIHARAPKAN TETAP BEKERJA SESUAI BIDANG

Para insinyur lulusan perguruan tinggi dalam negeri harus terus dipupuk kepercayaan dirinya hingga mereka merasa yakin bahwa pilihan hidup untuk bersekolah di jurusan keteknikan itu berdasarkan karena minat, bakat serta keinginan besar mereka untuk menjadi profesional dan menjadi salah seorang ahli yang berkontribusi positif dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Para calon insinyur tersebut setelah lulus harus tertanam mindset untuk tidak pindah haluan dengan bekerja di dunia perbankan, atau industri lain karena sektor lain dinilai lebih menggiurkan. Pemerintah sedang menyiapkan paket kebijakan yang baik untuk para lulusan insinyur terbaik khususnya dari sisi remunerasi dan kesejahteraan para insinyur Indonesia. Demikian diutarakan Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib, di depan ratusan mahasiswa, dalam acara Seminar Ketahanan Masyarakat Jasa Konstruksi Indonesia menghadapi MEA, Jumat (6/11) lalu di Jakarta.

“Adik-adik, jangan berfikiran untuk pindah haluan dari sebelumnya sekolah di teknik sipil lalu pada saat masuk dunia kerja malah pindah dengan bekerja di sektor perbankan. Karena apa, Indonesia dalam 4-5 tahun ke depan akan sangat kekurangan tenaga ahli / insinyur, data DIKTI menyebutkan bahwa Indonesia pada periode 2015 – 2019 diperkirakan kekurangan sekitar 120 ribu orang, atas dasar tersebut jika bukan adik-adik yang mengisinya maka orang asing sudah ambil ancang-ancang untuk mengisinya,” ujarnya.

Dengan adanya Undang-Undang Insinyur, Rencana Undang-undang Arsitek, dan Rencana perubahan Undang-Undang Jasa Konstruksi, remunerasi para lulusan insinyur akan lebih diperhatikan seiring dengan pada tahun-tahun mendatang kebutuhan pembangunan infrastruktur akan cenderung terus meningkat, dikarenakan demand yang begitu besar dari semua wilayah di Indonesia.

“Peningkatan tersebut sudah pasti akan di iringi dengan peningkatan nilai kapitalisasi pasar konstruksi, sehingga Jasa Konstruksi Ke depan sangat Prospektif”, seru Yusid Toyib.

Kondisi tersebut menuntut Indonesia memiliki BUJK dan tenaga kerja yang professional yang memiliki kemampuan dan kompetensi, serta menuntut penerapan dan penggunaan teknologi yang tepat maka upaya melakukan inovasi teknologi melalui penelitian dan pengembangan teknologi harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Di sisi lain, dalam pelaksanaan dan implementasi pekerjaan konstruksi, pemilihan teknologi yang efektif dan efisien menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan baik dari sisi fungsi, layanan, dampak terhadap lingkungannya dan keberlanjutan pemanfaatannya, serta harus efisien dari sisi penggunaan material, metode, biaya konstruksi dan ketepatan waktu.

Semua itu membutuhkan para insinyur lulusan terbaik di masing-masing perguruan tinggi di seluruh Indonesia, “jangan sampai, para insinyur yang memiliki nilai IPK Cum Laude, semua bekerja diluar keteknikan, sedangkan yang masuk bekerja di kontraktor, konsultan, bahkan di Kementerian PUPR, merupakan mahasiswa yang apa adanya, atau mahasiswa yang biasa-biasa saja, jangan sampai itu terjadi,” tutupnya (dnd).   

sumber: http://www.pu.go.id

AGENDA

0 Komentar

Tulis Komentar