Rumah Murah Terbentur Harga Tanah

NEWS UPDATE

Rumah Murah Terbentur Harga Tanah

Rumah Murah Terbentur Harga Tanah

Potensi pasar rumah murah atau rumah bersubsidi di Yogyakarta terbentur tingginya harga tanah. Permintaan yang cukup tinggi tersebut sulit diakomodasi para pengembang akibat melambungnya harga tanah.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estat Indonesia (REI) Yogyakarta Ngatijan mengungkapkan permintaan rumah bersubsidi di Yogyakarta sebenarnya sangat tinggi karena masih banyak golongan masyarakat di wilayah ini yang berpenghasilan rendah. Upah minimum regional (UMR) yang lebih rendah daripada di provinsi lain di Indonesia membuat potensi rumah murah cukup besar.

“Berapa pun yang disediakan pengembang, sebenarnya bisa terserap,” ujarnya kemarin. Namun pengembang yang bermain dalam penyediaan rumah murah belum banyak.

Permasalahan utama yang sering menghadang para pengembang perumahan yang mendapat subsidi dari pemerintah adalah tingginya harga tanah saat ini. Dari tahun ke tahun, harga tanah selalu mengalami kenaikan minimal 20%.

Untuk wilayah Yogyakarta, rumah dengan harga jual Rp116 juta menjadi sebuah kemustahilan. Sebab untuk mendapatkan nilai ekonomi sekitar Rp116 juta, syarat utama lahan yang digunakan hanya sekitar Rp150.000 setiap meternya. Harga tanah senilai Rp150.000 per meternya tersebut sangat sulit ditemukan di sebagian wilayah yang ideal untuk perumahan. Lokasi yang ideal tersebut seperti ada akses jalan umum ataupun dekat dengan kota.

Harga tanah sekitar Rp150.000 per meter hanya bisa ditemukan di daerah marginal ataupun di daerah pinggiran. Biasanya juga masih perlu bantuan pemerintah untuk membangun fasilitas yang mampu menunjang adanya perumahan tersebut. Hanya saja belum semua pemerintah daerah sadar untuk mendukung hal tersebut. “Jadi perlu dukungan pemerintah,” ujarnya.

Beberapa lokasi memang masih memungkinkan untuk membangun rumah bersubsidi tersebut. Ia menyebutkan salah satu yang memungkinkan untuk dibangun rumah paling banyak ada di Kabupaten Bantul. Wilayah seperti Kecamatan Pajangan dan Sedayu masih memungkinkan untuk pembangunan rumah murah tersebut.

Anggota REI DIY sekarang ada yang turut bermain di penyediaan rumah bersubsidi. Kesulitan lahan masih harus diberi solusi agar penyediaan rumah layak bagi masyarakat bisa segera terpenuhi. Terlebih saat ini kemudahan diberikan untuk masyarakat yang ingin memiliki rumah seperti yang diimpikan. “Kita sebenarnya ingin menyukseskan program rumah murah. Hanya saja pemda harus sadar untuk memfasilitasi kemudahannya,” tutur dia.

Ketua Bidang Organisasi DPD REI Ilham Noor Mohammad mengakui bahwa lahan menjadi kendala utama penyediaan rumah murah. Karenanya tidak banyak pengembang yang bermain di sektor rumah murah. “Pengembang yang bermain di bidang rumah murah bisa dihitung dengan jari,” sebutnya.

sumber:http://economy.okezone.com

AGENDA

0 Komentar

Tulis Komentar