Ini Dia, Lukisan Pola Ruang Kota Raja Majapahit

NEWS UPDATE

Ini Dia, Lukisan Pola Ruang Kota Raja Majapahit

 Ini Dia, Lukisan Pola Ruang Kota Raja Majapahit
raden-wijaya

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Nararya Sanggramawijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Bhre Wijaya (Raden Wijaya) pada tahun 1293 M. Beliau adalah seorang keturunan Singhasari dari Dyah Lembu Tal dan cucu Narasinghamurti (Mahisa Campaka), jadi beliau masih keturunan Ken Arok. Oleh karenanya saat menjadi raja beliau mengambil nama abhiseka Sri Rajasa Jayawarddhana. Bhre Wijaya ini juga merupakan menantu dari raja Singhasari terakhir Prabu Kertanegara.

Pendirian kerajaan Majapahit ini diawali dari keruntuhan kerajaan Singhasari akibat serangan Jayakatwang dari Gelang-gelang. Bhre Wijaya ditunjuk untuk menghadapi serangan Jayakatwang ini yang datang dari sebelah Utara.

Kota pada masa itu bukanlah kota dalam arti kota modern, demikian pernyataan Pigeaud (1962), ahli sejarah bangsa Belanda, dalam kajiannya terhadap Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Ia menyimpulkan, Majapahit bukan kota yang dikelilingi tembok, melainkan sebuah kompleks permukiman besar yang meliputi sejumlah kompleks yang lebih kecil, satu sama lain dipisahkan oleh lapangan terbuka. Tanah-tanah lapang digunakan untuk kepentingan publik, seperti pasar dan tempat-tempat pertemuan.

Maclaine Pont (1924-1926), seorang arsitek Belanda, coba menghubungkan gambaran kota Majapahit yang tercatat dalam Nagarakretagama dengan peninggalan situs arkeologi di daerah Trowulan. Dengan kitab di tangan kiri dan cetok di tangan kanan, ia menggali Situs Trowulan. Hasilnya adalah sebuah sketsa tata kota Majapahit, setelah dipadukan dengan bangunan-bangunan purbakala yang terdapat di Situs Trowulan. Bentang kota Majapahit digambarkan dalam bentuk jaringan jalan dan tembok keliling yang membentuk blok-blok empat persegi.

Pada tahun 1981 keberadaan kanal-kanal dan waduk-waduk di Situs Trowulan semakin pasti diketahui melalui studi foto udara yang ditunjang oleh pengamatan di lapangan dengan pendugaan geoelektrik dan geomagnetik. Hasil penelitian kerja sama Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dengan Ditlinbinjarah, UGM, ITB, dan Lapan itu diketahui bahwa Situs Trowulan berada di ujung kipas aluvial vulkanik yang sangat luas, memiliki permukaan tanah yang landai dan baik sekali bagi tata guna tanah (Karina Arifin, 1983). Waduk-waduk Baureno, Kumitir, Domas, Kraton, Kedungwulan, Temon, dan kolam-kolam buatan seperti Segaran, Balong Dowo, dan Balong Bunder, yang semuanya terdapat di Situs Trowulan, letaknya dekat dengan pangkal kipas aluvial Jatirejo.

Melalui pengamatan foto udara inframerah, ternyata di Situs Trowulan dan sekitarnya terlihat adanya jalur-jalur yang berpotongan tegak lurus dengan orientasi utara-selatan dan timur-barat. Jalur-jalur yang membujur timur-barat terdiri atas 8 jalur, sedangkan jalur-jalur yang melintang utara-selatan terdiri atas 6 jalur. Selain jalur-jalur yang bersilangan tegak lurus, ditemukan pula dua jalur yang agak menyerong.

Lebar kanal-kanal berkisar 35-45 meter. Kanal yang terpendek panjangnya 146 meter, yaitu jalur yang melintang utara-selatan yang terletak di daerah Pesantren, sedangkan kanal yang terpanjang adalah kanal yang berhulu di sebelah timur di daerah Candi Tikus dan berakhir di Kali Gunting (di Dukuh Pandean) di daerah baratnya. Kanal ini panjangnya sekitar 5 kilometer.

Hal yang menarik, sebagian besar situs-situs di Trowulan dikelilingi oleh kanal-kanal yang saling berpotongan, membentuk sebuah denah segi empat yang luas, dibagi lagi oleh beberapa bidang segi empat yang lebih kecil.

Berikut ini adalah hasil pemetaan situs-situs yang tersebar di wilayah Trowulan.

kota raja majapahit

Selanjutnya di bawah ini adalah pemetaan situasi Kota Raja yang telah dilakukan oleh H Maclaine Pont di tahun 1924.

peta kota raja majapahit 2

Peta kota raja Majapahit yang sebenarnya di batasi oleh 4 (Empat) tugu batas yang berbentuk Lingga-Yoni, dengan jarak antar tugu berkisar 9 x 11 KM. Sebagaimana dijelaskan, peta kota Raja Majapahit ini pertama kali dibuat oleh seorang Belanda bernama  Maclaine Pont, seorang arsitek yang juga turut membidani munculnya bangunan berupa gereja katolik Puh Sarang di Kediri, Jawa Timur.

Sebenarnya apa yang dipetakan oleh maclaine Pont ini telah diuraikan panjang lebar dalam kitab Negarakertagama, khususnya dalam pupuh VIII, yang penggalannya berbunyi : “….tersebutlah keajaiban kota, tembok dan batu merah tebal dan tinggi mengitari pura (sebutan lain untuk kota Raja), pintu Barat bernama Pura Waktra, mengahdap ke Lapangan luas bersabut parit; pohon Brahmastana berkaki bodi, berjajar panjang, rapi berbentuk aneka ragam …..; disebelah Utara bertegak gapura permai dengan pintu besi penuh berukir…. Dst

Tahun 2003 tim arkeologi dari Yogyakarta yang dipimpin Nurhadi Rangkuti, melakukan survey untuk mencari dan menentukan batas-batas situs kota Raja Majapahit yang diperkirakan memanjang arah Utara ke Selatan seluas 9 Km x 11 km.

Candi Merah/Candi Jabung

Candi Merah/Candi Jabung

Dari hasil penelitian sebelumnya telah ditemukan 3 (Tiga) buah batas kota Raja Majapahit yang ditandai dengan sebuah kompleks bangunan suci agama Hindu dengan pusat berbentuk Yoni berhias Naga-Raja. Tiga batas kota tersebut adalah Klinterjo di Timur-Laut, Lebak-Jabung di Tenggara dan sedah di Barat Daya. Berdasarkan ekskavasi di situs Klinterjo dan Lebak-Jabung, didapatkan gambaran mengenai bentuk bangunan suci agama Hindu di penjuru sudut penanda batas kota Raja. Secara garis besar pola Tata ruang bangunan tersebut memanjang arah Barat-Timur dan memiliki tiga halaman. Halaman paling Barat berupa bangunan terbuka, berumpak batu dengan batu bata, mirip bangunan balai atau pendopo, pada halaman tengah terdapat sisa-sisa bangunan dengan batu bata, dan pada bagian Timur terdapat bangunan batu bata dengan Yoni Naga Raja. Tampak pola tata ruang bangunan suci tersebut mirip dengan kompleks bangunan Pura di Bali yang juga memiliki tiga halaman, yaitu halaman : jaba, jaba tengah dan jeroan. (dari berbagai sumber : Uwo-)

sumber:http://mediatataruang.com

AGENDA

0 Komentar

Tulis Komentar