Membangun Kota Berkarakter di Tengah Urbanisasi

NEWS UPDATE

Membangun Kota Berkarakter di Tengah Urbanisasi

Membangun Kota Berkarakter di Tengah Urbanisasi

Setiap perkotaan memiliki karakternya masing-masing. Menjaga karakter tersebut serta mengarahkannya menjadi tugas setiap warganya ditengah tingginya tingkat urbanisasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, urbanisasi terus berlanjut, baik disebabkan orang desa pergi ke kota atau desa yang berkembang menjadi kota. "Kota akan terus berkembang, dan ini kita harus jaga dan diarahkan agar suasana kota tetap berkarakter," terangnya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Selasa (1/11/2016).

 

Menurutnya, kota yang berkarakter adalah kota yang memiliki akar budaya lokal. Kota yang memperhatikan budaya-budaya lokal, memiliki ciri khas yang berbeda-beda sesuai dengan budaya lokalnya.

"Kota-kota harus punya identitas yang khas, sehingga tidak homogen didominasi ruko. Misalnya saja Kota Padang dengan bangunan khas bagonjong, kota di Sumatera Utara dengan rumah adat Gorja, dan Yogyakarta dengan rumah adat Joglonya," tambahnya.

Disamping itu, Menteri Basuki berharap ada peran para akademisi yang bisa merusmuskan dan membagikan dasar dari pembangunan kota yang inklusif.

Sementara itu Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Hartoyo mengatakan penanganan kawasan kumuh yang dilakukan Kementerian PUPR merupakan bagian dari upaya pembangunan perkotaan yang inklusif.

"Adanya program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Program air minum , Program sanitasi, merupakan bagian dari pembangunan perkotaan,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakannya, sekarang penekanannya adalah pembangunan perkotaan yang inklusif artinya bisa menjadi kota yang terbuka dan urbanisasi menjadi sebuah peluang dan potensi dari pembangunan perkotaan.

Pendekatan pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan menjaga lingkungan hidup, membangun ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan semuanya dan prinsip jangan meninggalkan sesorangpun dibelakang (no one left behind).

Untuk skeadar diketahui, urbanisasi merupakan proses global, yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, sebagai pembanding di tahun 1976, jumlah penduduk di perkotaan di Indonesia mencapai angka 37,9%, meningkat menjadi 45,1% di tahun 1996, dan di tahun 2016 bertambah lagi menjadi 54,5%.

Saat ini, perkotaan Indonesia memiliki banyak tantangan antara lain tingginya tingkat kemiskinan, masalah sosial dan kriminalitas kota, terbatasnya sumber pendanaan untuk pembiayaan pembangunan, tidak terkendalinya tata ruang dan perubahan guna lahan, tidak terlaksananya pengelolaan lingkungan secara efektif dan efisien, sumber daya manusia secara sosial belum terkelola secara optimal.

sumber:http://economy.okezone.com

ilustrasi gambar:http://membunuhindonesia.net

AGENDA

0 Komentar

Tulis Komentar