INDONESIA DORONG KEARIFAN LOKAL MASUK DALAM AGENDA BARU PERKOTAAN

NEWS UPDATE

INDONESIA DORONG KEARIFAN LOKAL MASUK DALAM AGENDA BARU PERKOTAAN

INDONESIA DORONG KEARIFAN LOKAL MASUK DALAM AGENDA BARU PERKOTAAN

Sanur - Salah satu poin yang dihasilkan dari forum diskusi bertema “Agenda/Kebijakan Nasional Perkotaan” di Sanur, Bali adalah kearifan lokal atau local wisdom. Hasil diskusi tersebut akan dibawa untuk dibahas di Preparatory Committee III UN Habitat (PrepCom III) yang akan dilaksanakan di Surabaya pada 25-27 Juli 2016 mendatang.

“Saat ini kita lihat kota-kota di Indonesia banyak yang kehilangan identitasnya, terlihat dari bangunan ruko, misalnya, secara arsitektur meniru konsep barat, tidak ada ciri khas dari setiap kota yang dikunjungi, ini termasuk yang menjadi masukan, jangan sampai konteks lokal hilang, dan keberagaman harus dipelihara,” tutur Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Lana Winayati kemarin.

Lana mengatakan, keberhasilan penerapan kearifan lokal terbukti menjadi salah satu keberhasilan dalam pengembangan atau pembangunan suatu daerah, dan negara lain sudah banyak yang tertarik untuk belajar dari Indonesia. Contohnya, pembangunan yang bertumpu pada masyarakat pada saat rekonstruksi pasca bencana di Aceh, Jawa Tengah dan Yogyakarta yang diapresiasi oleh masyarakat dunia.

“Selain itu juga, yang lainnya adalah Kampung Improvement Program di Surabaya dengan program one village one product yang akan menjadi salah satu kunjungan lapangan peserta PrepCom III nanti,” ujar Lana.

Wakil Bupati Badung, Provinsi Bali I Ketut Suiasa mengatakan bahwa dalam menyikapi kebijakan nasional, tidak semua kebijakan tersebut dapat dikorelasikan secara mendetail dengan isu lokal, terlebih di Bali, setiap potensi yang ada berdasarkan aspek budaya.

“Apapun yang menjadi aktifitas dan perilaku di Bali selalu berdasarkan budaya, yang terpenting adalah sejauh mana semua aspek-aspek tersebut dikembangkan berdasarkan budaya termasuk permasalahan urban dan urbanisasi. Inilah yang menjadi tantangan kita bahwa dalam sebuah transformasi budaya kita harapkan tidak terjadi distorsi budaya,” tutur Suiasa.

Suiasa menyampaikan, dalam membangun perkotaan tidak hanya membangun secara fisik, oleh sebab itu visi pemerintah Badung adalah memantapkan arah pembangunan badung berlandaskan Tri Hita Karan menuju masyarakat maju, damai dan sejahtera yang dijabarkan ke dalam misi dan enam prinsip dasar pembangunan berkelanjutan Badung.

Diketahui bahwa hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara Manusia dengan Tuhan-nya, Manusia dengan alam lingkungannya, dan Manusia dengan sesamanya.

Dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian, dan gejolak.

Sementara itu dalam menanggapi kebijakan nasional perkotaan, Guru Besar Arsitektur Universitas Udayana, Putu Rumawan Salain mengatakan, pemerintah pusat membuat guideline-nya dan pemda membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisnya.

“Sehingga keinginan agar identitas lokal dapat tumbuh serta secara ekologi dalam arsitektur misalnya dapat lebih hemat karena tidak tergantung penuh dengan hi tech dengan memanfaatkan potensi lokal,”tambah Rumawan.

Dalam rangka menyambut PrepCom III tersebut pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan roadshow di delapan kota untuk menjaring masukan dari stakeholder. PrepCom3 ini merupakan pertemuan untuk menggali masukan dan perspektif akhir dari berbagai negara dan stakeholder lainnya.

PrepCom III merupakan agenda persiapan menuju Habitat III di Quito, Ecuador pada 17-20 Oktober 2016. Karena setiap hasil yang dicapai dari PrepCom III akan dibawa ke dalam Habitat III.

Indonesia dipercaya untuk menjalankan peran strategis mendorong tercapainya kesepakatan Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda-NUA) yang akan ditetapkan dalam Sidang Habitat III di Quito, Ecuador pada 17-20 Oktober 2016 nanti. NUA bertujuan memperbarui komitmen negara-negara dunia untuk perumahan dan pembangunan perkotaan berkelanjutan. (nrm/Toar)

sumber: https://www.pu.go.id

AGENDA

0 Komentar

Tulis Komentar