PUPR Gandeng ITB Gelar Kompetisi Konstruksi Ramping
Dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi, seringkali terdapat masalah baik dari segi pembiayaan, bahan konstruksi, ketepatan waktu pengerjaan sampai konflik perselisihan antar pihak yang terkait. Untuk itu, diperlukan sebuah konsep baru untuk menyelesaikan masalah tersebut. Konsep baru itulah yang disebut dengan Konstruksi Ramping.
Pembangunan Infrastruktur yang tengah dilaksanakan Pemerintah saat ini tidak hanya membutuhkan sumber dana yang besar saja, melainkan juga dukungan teknologi. Terutama untuk memberi solusi pada kurangnya efesiensi penyelenggaraan Konstruksi. Hal ini lantaran kondisi di lapangan masih ditemui perbaikan dan pengerjaan ulang di beberapa proyek konstruksi, yang menyebabkan terbuangnya waktu dan sumber daya secara percuma.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, yang salah satu programnya adalah meningkatkan produktivitas industri Konstruksi, menjawab persoalan tersebut melalui sosialisasi prinsip Konstruksi ramping atau yang biasa disebut Lean Construction.
Terkait hal tersebut, Kementerian PUPR bekerjasama dengan Institut Teknlogi Bandung (ITB) menyelenggarakan Kompetisi Konstruksi Ramping Kedua (K2R 2.0) 2017. Dirjen Bina Konstruksi yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Panani Kesai mengatakan bahwa sosialisasi Prinsip-prinsip Konstruksi ramping atau Lean Construction dalam penyelenggaraan Konstruksi merupakan aktualisasi komitmen Kementerian PUPR untuk meningkatkan mutu konstruksi.
“Kompetisi ini saya harapkan bisa mendorong kreativitas mahasiswa, untuk nantinya bisa di share-ing kepada Pemerintah sebagai masukan melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkualitas,” ujar Panani disela pembukaan acara di Bandung, Minggu (1/10),
Panani menyampaikan bahwa peran Universitas, salah satunya Institut Teknologi Bandung, sangat penting untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi, mengingat gencarnya pembangunan infrastruktur sangat membutuhkan SDM yang kompeten.
Dalam tingkat global, kata dia, konstruksi ramping dinilai sangat sistematis untuk dapat mengidentifikasi dan meminimalisir pemborosan biaya melalui perbaikan yang berlanjut. Konstruksi ramping juga dapat memaksimalkan value yang ingin dicapai oleh pengguna akhir.
“Dari segi manfaat, penerapan konstruksi ramping sangat membantu meningkatkan efektifitas dan efesiensi perencanaan dan
pelaksanaan proyek konstruksi,” pungkasnya.
Untuk diketahui perkembangan Konstruksi Ramping saat ini cukup membanggakan. Di Indonesia sendiri, penelitian terkait dengan Konstruksi Ramping sudah dimulai sejak tahun 2005 secara resmi, dengan dimotori Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi di ITB yang mengusung Agenda Penelitiannya berupa “Menuju Konstruksi Ramping di Indonesia”.
Interaksi dengan masyarakat internasional di bidang Konstruksi Ramping telah dibina pula sejak tahun 2007.
Ketua Panitia Kompetisi Konstruksi Ramping ITB, Muhamad Abduh, mengatakan bahwa maksud dari kegiatan kompetisi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat konstruksi di Indonesia mengenai Konstruksi Ramping.
Menurutnya, penilaian kompetisi berdasarkan pada ketepatan waktu, kecepatan membangun dan kerjasama tim yang kompak.
“Mereka akan membangun konstruksi dengan Lego, melakukan perencanaan, menyusun denah dengan potongan-potongan denah, ada tampak yang nyata untuk melakukan ekseskusi dalam membangun sebuah konstruksi dengan metode prinsip Lean Construction,” kata Abduh.
Pada Senin (2/10), kompetisi konstruksi ramping dilaksanakan. Format kompetisi dalam bentuk simulasi, namun situasi yang dibangun disesuaikan dengan praktik-praktik kondisi real dilapangan. Semua peserta juga dilengkapi dengan pakaian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menggunakan alat pelindung diri selayaknya keadaan di lapangan kerja sungguhan, ini bertujuan untuk membuat keadaan semakin lebih nyata.
Semua aturan pun harus dipatuhi dengan mengikuti prosedur yang sudah di atur oleh panitia yang berada dalam mengawasi kompetisi. Delapan peserta universitas yang mengikuti Kompetisi ini diantaranya Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Teknologi Sepuluh November, Universitas Hasanudin, dan Institut Teknologi Bandung.
Adapun juri penilai berasal dari jajaran pejabat dari Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat terus memberikan dukungan peningkatan produktivitas industri konstruksi dengan menyokong melalui pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi, khususnya pada tingkatan perguruan tingggi.
Hal ini mengingat Perguruan tinggi merupakan motor pencetak tenaga ahli konstruksi berkualitas yang mempunyai kompetensi yang tinggi. Selain kompetisi, dilaksanakan pula Workshop Konstruksi Ramping, untuk memberikan pemahaman edukasi secara spesifik tentang prinsip konstruksi ramping.
sumber:http://mediatataruang.com/