Eddy Santosa, Ahli Bangunan Ramah Lingkungan Indonesia di AS
Eddy Santosa adalah seorang konsultan gedung ramah lingkungan yang bekerja di Callison RTKL. Callison RTKL adalah perusahaan arsitektur global dengan lima belas kantor cabang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
"Pada dasarnya saya bekerja sama dengan arsitek untuk membuat bangunan yang lebih ramah lingkungan. Kita tidak hanya berdasarkan pada bangunan itu bagus atau tidak, tapi juga bangunan itu bisa menghemat energi lebih banyak atau sedikit. Itulah dasarnya kenapa saya memilih lebih ke arah green building consulting and energy modelling," terangnya kepada VOA Indonesia.
Eddy meraih gelar arsiteknya dari universitas Tarumanegara, Jakarta. Karena sulit mendapatkan pekerjaan, Eddy memutuskan untuk untuk melanjutkan sekolah di National University Singapore (NUS) di tahun 2002. Dengan niat iseng-iseng, Eddy mengikuti lotere berhadiah green card, di mana dia berhasil memenangkannya.
"Orang-orang bilang American dream, so, saya mencoba pergi ke sini dan mencoba berkarier di sini, dimulai dengan perusahaan yang kecil dan bergerak pada arsitektur terutama perumahan dan kemudian lebih ke medium sized firm, ke arah rumah sakit," tambah Edy.
Sesampainya di Amerika, Eddy memutuskan untuk melanjutkan kuliah di University of Pennsylvania dengan fokus pada desain green building. Sejak saat itu, dimulailah kariernya sebagai konsultan green building di Callison RTKL.
"Eddy Santosa bergabung dengan kami sebagai ahli di bidang desain bangunan yang ramah lingkungan, karena dunia saat ini going green, dan dia datang dengan pengalaman yang kaya, jadi kami menjadikannya sebagai sumber informasi untuk perusahaan," ujar Raldi Formantes, selaku LEED green associate yang juga merupakan Vice president dari Callison RTKL.
Selanjutnya Raldi menyebut bahwa Eddy banyak membantu klien dalam membantu merancang strategi pembangunan yang ramah lingkungan.
"Eddy banyak membantu kami dalam merancang strategi pembangunan yang bisa kami sampaikan ke klien dengan perhitungan-perhitungan yang mudah dimengerti," sambungnya.
Dalam menjalani hidup, Eddy menyebut bahwa untuk mencapai sukses, seseorang harus melakukan yang terbaik dan tidak perlu merasa menyesal jika tujuannya tidak tercapai.
"Kadang kala kita tidak mencapai target yang kita inginkan, tapi kalau kita sudah memberikan yang terbaik apapun, itulah yang kita dapatkan. Filosofi hidup yang lain, mimpilah setiniggi mungkin, jangan takut. Karena kalau kita punya impian yang tinggi, bahkan jika hanya tercapai setengahnya, itu sudah cukup baik," tambah Edy.
Dengan keahliannya, Eddy juga sempat membantu dan membagi pengalamannya kepada green building council di Indonesia. Lebih jauh, Eddy ingin lebih banyak bekerja untuk proyek-proyek green building di Indonesia.
"Ada kepuasan pribadi kalau kita terlibat dalam proyek di Indonesia, karena pada dasarnya kita berasal dari sana. Saya tinggal di sana sekitar 28 tahun, jadi walau bagaimanapun saya masih makan nasi," demikian Eddy.
sumber:http://www.voaindonesia.com