Sejarah Perencanaan Kota (Urban Planning) di Dunia

NEWS UPDATE

Sejarah Perencanaan Kota (Urban Planning) di Dunia

Sejarah Perencanaan Kota (Urban Planning) di Dunia

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai perencanaan kota, sebaiknya kita perlu mengetahui sejarah perencanaan kota di dunia mulai di Eropa hingga di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

 
Sebelum Perang Dunia I, perencanaan kota (urban planning) merupakan kepanjangan dari pekerjaan seorang arsitek, atau dengan kata lain adalah arsitektur dalam skala yang besar. Produk dari urban planning pada periode itu biasanya terbatas pada desain-desain ruang terbuka dan jalan-jalan. 
 
Saat terjadi revolusi Industri yang dilandasi semangat rasionalisasi dan liberalisasi dari kekuatan pasar bebas pada awal abad 19, berhasil mendorong pelaku ekonomi untuk memaksimalkan hasil produksi dengan meminimalkan biaya produksi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggantikan tenaga manusia dan hewan dengan mesin. Hal ini telah menyebabkan terjadinya surplus besar-besaran dari hasil-hasil produksi karena adanya percepatan proses produksi. Di sisi lain, pengurangan tenaga manusia dalam proses produksi telah menyebabkan tingginya angka pengangguran sehingga daya beli masyarakat menjadi sangat terbatas sehingga telah menyebabkan adanya kesenjangan yang pada gilirannya menyebabkan munculnya ketidakadilan sosial. 
 
Baca : Apa dan Bagaimana Proses Perencanaan Kota?
 
Selain dari segi kegiatan ekonomi, efisiensi biaya produksi juga dilakukan di penataan ruang dengan cara memperpendek jarak tempuh dari masing-masing unsur produksi, yaitu dengan disatukannya hunian, produksi/pabrik, pergundangan dan pemasaran dalam sebuah kawasan. Semakin maraknya produk efisiensi ini menghasilkan banyaknya kawasan campuran yang saling berdekatan antara industri sekaligus permukiman. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan kekumuhan ruang kota karena kota-kota Eropa. Apalagi pada masa itu, arsitektur kota-kota di Eropa dibangun dengan gaya klasik dengan gang-gang sempit tanpa adanya sistem drainase dan sanitasi yang direncanakan untuk dapat menampung kegiatan industri skala besar. Bisa dikatakan bahwa saluran-saluran air menjadi mampet dan sarang bagi berbagai penyakit. 
 
Permasalahan ruang ini kemudian mendorong munculnya teori zonasi (zoning) yang menekankan pada usaha untuk membagi lahan menjadi beberapa fungsi tertentu yang spesifik. Teori zonasi inilah yang menjadi titik tolak bagi sejarah perencanaan kota di dunia yaitu  kristalisasi modern planningdan urban planning di Eropa.
 

 

sejarah perencanaan kota
 

 

Konsep urban planning negara-negara di Eropa terutama Amerika Serikat dan Inggris ini dibawa ke negara berkembang pada saat kolonialisasi atau penjajahan oleh negara-negara Eropa di negara berkembang. Pada awalnya bangsa Eropa bermaksud berdagang dengan negara-negara dunia ketiga. Mereka kemudian membangun gudang di beberapa wilayah di negara berkembang untuk mengumpulkan barang lokal terutama rempah-rempah. Keuntungan yang berlimpah pada proses perdagangan dengan dunia ketiga pada akhirnya mendorong bangsa Eropa ini untuk memperkuat posisi mereka di negara berkembang. Selanjutnya, pengiriman tentara mulai dilakukan untuk mengamankan jalur perdagangan bangsa Eropa dengan mendirikan benteng dan infrastruktur militer. Maka dimulailah proses kolonialisasi ini yang diiringi dengan pembangunan penjara-penjara dan perumahan kolonial serta pemerintahan di daerah jajahan. Keberadaan bangunan-bangunan kolonial ini telah mengenalkan negara-negara dunia ketiga dengan proses urban planning tahap kesatu.
 
Ketika kolonialisme mulai surut, negara-negara Eropa memasuki dunia ketiga dengan membanjiri pasar di negara berkembang dengan berbagai produk sisa dari surplus besar-besaran di Eropa Barat sehingga negara berkembang/terbelakang telah menjadi pasar potensial bagi negara maju. 
 
Fenomena lain adalah terjadinya proses industrialisasi yang dilandasi dengan second hand technologyyang diimpor dari negara maju dan dipusatkan di kota-kota besar di negara berkembang sehingga menjadikan negara berkembang/terbelakang menjadi semakin konsumtif, terutama hal ini terjadi di daerah perkotaan. 
 
Pertumbuhan kota di dunia ketiga sangat pesat yang didorong oleh adanya berbagai second hand technology dari negara maju telah menyebabkan kota memiliki daya tarik bagi masyarakat desa. Dampak yang paling nyata dari hal ini adalah terjadinya proses urbanisasi besar-besaran. Hal ini telah menyebabkan beban kota menjadi pesat dan memunculkan berbagai masalah tata ruang seperti kampung kumuh, kurangnya infrastruktur kota, munculnya sektor informal dan terjadinya urban primacy. Berbagai permasalahan tersebut kemudian mendorong munculnya urban planning kedua. Proses urban planning pada tahap ini ditandai dengan munculnya perencanaan komprehensif, pendekatan-pendekatan ilmiah dalam perencanaan kota, dan perkembangan sistem kelembagaan di negara-negara dunia ketiga.
 
sejarah perencanaan kota
 
Demikian sejarah perencanaan kota di dunia yang sampai saat ini selalu berkembang secara dinamis mengikuti tuntutan kebutuhan pembangunan dan dinamika kehidupan manusia yang semakin kompleks. Konsep perencanaan kota semakin modern dan mengalami banyak modifikasi-modifikasi baru atas teori perencanaan yang sudah ada.
sumber:http://www.radarplanologi.com/

AGENDA

0 Komentar

Tulis Komentar