MENGATASI BANJIR DENGAN SUMUR RESAPAN
Dewasa ini, kawasan Kota Medan nyaris memprihatinkan, pasalnya infrastruktur saluran drainase belum dapat menyerap dan menyalurkan air sehingga terhindar dari banjir. Faktanya, saat hujan turun, beberapa titik jalan raya miris tergenang air akibat meluapnya air bercampur limbah dari permukaan saluran drainase. Tentunya ini mengganggu pengguna jalan, terjadi kemacetan dimana-mana dan kendaraan mengalami kerusakan akibat terendam air. Hal ini dapat dimaklumi, sebab kita sebagai masyarakat masih lumpuh untuk bergerak menjaga lingkungan, buktinya saja parit busuk yang sampai saat ini masih eksis dengan limbah dan sampahnya. Saluran drainase dibuat, namun jarang dirawat, wajar jika air mudah menguap.
Pemerintah sedang giat melakukan penggalian dan penanaman drainase. Di beberapa titik jalan di Medan, mata kita tidak sulit menemukan para pekerja yang sedang menggali tanah tepat ditengah atau samping trotoar jalan, sehingga menggangu pengguna jalan. Sayangnya, penggalian untuk saluran drainase acapkali dinilai tidak efektif, sebab proses penggaliannya menyebabkan air bercampur tanah berserakan mengalir, akses jalan menjadi sempit dan pada akhirnya penyelesaianya hingga berbulan-bulan, setelah selesai saluran drainase terpasang, bekas galian tidak kembali diaspal, masih banyak potongan-potongan batu berserakan. Dan pemerintah harus ikut andil proses mengawasi penggalian saluran drainase berjalan efektif dan ramah lingkungan.
Lebih lanjut, pencegahan banjir dikawasan perkotaan dapat dilakukan jika masyarakat berperan aktif, dengan cara ikut menabung air melalui kolam tendon penampung air hujan, berupa reservoir bawah tanah maupun dengan tangki penampung yang berfungsi menampung dan mengalirkan air dari permukaan tanah, bangunan dan atap rumah. Dapat juga menggunakan sumur resapan, pembuatannya sangat mudah dan ramah lingkungan, hanya dibutuhkan kesadaran dan kemauan.
Sumur resapan sendiri adalah salah satu cara yang murah meriah, tetapi memiki fungsi yang vital untuk menyalurkan air meresap ke tanah. Umumnya sumur resapan berbentuk bundar dengan diameter minimal 1 meter. Lubang galian sebelah atas sampai lapisan tanah relatif keras dan bersemen agar dilindungi dengan bidang penahanan longsoran dinding sumur (bisa dari bambu, pasangan bata, base beton atau drum). Kedalaman sumur resapan relatif tergantung kondisi formasi batuan dan muka air tanah. Untuk daerah yang muka air tanahnya dalam, kedalaman sumur resapan dapat dibuat hingga mencapai 5 meter.
Dan akhirnya bila setiap rumah dan bangunan memiliki masing-masing 1 sumur resapan yang dapat meresapkan sepuluh ribu kubik air dengan jumlah rumah sepuluh ribu, maka sepuluh ribu meter kubik air yang meresap ketanah. Saat hujan turun, masyarakat perkotaan telah membantu pemerintah dalam upaya mencegah banjir dengan menyalurkan air meresap ke tanah, mengurangi beban saluran. Semua dibutuhkan kesadaran kecintaan terhadap lingkungan.
Oleh : Gigih Suroso*
*Penulis adalah mahasiswa UIN Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
sumber: http://www.lpmdinamika.co